PROSPEK KEARIFAN LOKAL BUDAYA MASYARAKAT JAWA DALAM PERSPEKTIF PENANGANAN KONFLIK DAN KEKERASAN SOSIAL ANTAR PERGURUAN PENCAK SILAT DI WILAYAH MADIUN
Keywords:
Perguruan Pencak Silat, Harmoni Sosial, Konflik, Dan Budaya LokalAbstract
Dilatarbelakangi oleh adanya konflik antar perguruan pencak silat di kabupaten Madiun yang sampai saat ini belum mampu terselesaikan secara tuntas dan permanen, bahkan konflik ini telah mengundang perhatian dari pimpinan Musyawarah Pimpinan Daerah (MUSPIDA) kabupaten Madiun dan Kepolisian Daerah (POLDA) Jawa Timur untuk menerjunkan anggotanya dalam mengantisipasi terjadinya konflik pada momen hari besar seperti perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (SH. Terate) dan perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Winongo Tunas Muda (SH. Winongo), yaitu ‘Suro Agung’ karena telah mengarah pada potensi timbulnya keresahan sosial dan ketidaknyamanan bagi masyarakat pada umumnya. Untuk itu, tujuan penelitian dimaksudkan membantu pemerintah daerah kabupaten Madiun dalam menciptakan harmoni sosial atau kerukunan dan keamanan sosial, yakni tersedianya sebuah model/pendekatan rekonsiliasi penanganan konflik antar perguruan pencak silat di kabupaten Madiun. Model/pendekatan dimaksud, melalui pengembangan nilai-nilai lokal budaya masyarakat Jawa di propinsi Jawa Timur. Subyek yang menjadi responden, meliputi: Musyawarah Pimpinan Daerah (MUSPIDA) kabupaten Madiun, pengurus dan anggota perguruan silat, dan masyarakat. Sedangkan penentuan responden didasarkan pada tehnik ”Snowball Sampling”. Tehnik pengumpulan data yang digunakan; a) observasi langsung di tempat penelitian; b) interview; c) kuesioner; dan d) dokumentasi. Sedangkan untuk menguji keabsahan data meng-gunakan trianggulasi sumber data. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan ”model analisa interaktif”, adalah analisis dilakukan dalam bentuk interaksi pada tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi.